febi@uinkhas.ac.id 08123456789

Rektor UIN Prof. Hepni: Kurikulum Harus Menjadi Cerminan Hati, Dijiwai Cinta dan Ekoteologi

Home >Berita >Rektor UIN Prof. Hepni: Kurikulum Harus Menjadi Cerminan Hati, Dijiwai Cinta dan Ekoteologi
Diposting : Sabtu, 01 Nov 2025, 09:40:55 | Dilihat : 125 kali
Rektor UIN Prof. Hepni: Kurikulum Harus Menjadi Cerminan Hati, Dijiwai Cinta dan Ekoteologi


Jember, 2 November 2025 — Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Achmad Siddiq Jember, Prof. Hepni menyampaikan arahan inspiratif mengenai arah pengembangan kurikulum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang dinilai harus kembali kepada nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan.

Dalam pidato reflektifnya, Prof. Hepni menegaskan bahwa kurikulum sejatinya bukan sekadar dokumen akademik, melainkan “hati” yang mencerminkan jiwa sebuah perguruan tinggi.

“Kurikulum bagi perguruan tinggi ibarat hati bagi manusia—menjadi cerminan dari seluruh tubuhnya,” ujar Prof. Hepni.

Menurutnya, paradigma pengembangan kurikulum kini telah memasuki fase baru: kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi. Pendekatan ini menegaskan pentingnya integrasi antara keilmuan, kasih sayang, dan kepedulian ekologis dalam proses pendidikan.

“Kita tidak hanya mendidik mahasiswa agar cerdas berpikir, tetapi juga agar memiliki cinta terhadap sesama dan alam. Cinta adalah energi spiritual yang melahirkan empati, sedangkan ekoteologi adalah kesadaran bahwa bumi juga bagian dari ayat-ayat Tuhan,” lanjutnya.

Prof. Hepni menekankan bahwa kurikulum ideal di era transformasi digital dan sosial ini harus memiliki empat karakter utama:
    1.    Adaptif dan fleksibel, agar mampu menjawab perubahan zaman;
    2.    Holistik, yang memadukan aspek intelektual, moral, sosial, dan spiritual;
    3.    Partisipatif, yang memberi ruang bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat untuk terlibat aktif;
    4.    Berorientasi nilai, yang menumbuhkan kesadaran untuk berilmu dan beramal secara ikhlas.

Dalam penutup arahannya, Rektor UIN menyampaikan pesan yang menggugah sekaligus sarat makna spiritual:

“Raga tidak bermakna kalau tidak ada jiwanya,
Jiwa tidak bermakna kalau tidak ada ilmunya,
Ilmu tidak bermakna kalau tidak ada amalnya,
Dan amal tidak akan bermakna kalau tidak ikhlas.”

Pesan tersebut menjadi refleksi mendalam bagi seluruh sivitas akademika UIN bahwa pendidikan sejati tidak hanya membangun kecerdasan intelektual, tetapi juga menumbuhkan ketulusan dan cinta dalam setiap amal perbuatan.

Dengan arah baru yang menekankan nilai-nilai cinta, ekoteologi, dan partisipasi, UIN di bawah kepemimpinan Prof. Hepni berkomitmen menjadi pusat peradaban ilmu yang menebar rahmat bagi seluruh alam—rahmatan lil ‘alamin.

;