PERINGATI HARI MANGROVE SEDUNIA, DISKUSI PERIODIK FEBI MENGANGKAT ISU GREEN ECONOMY
Hari ini diskusi periodik kembali diadakan yang berarti telah memasuki seri ke-7. Bertepatan Hari Mangrove Sedunia dalam Disper kali ini Gugus Mutu Fakultas (GMF) selaku penyelenggara mengangkat isu green economy dan keterlibatan UMKM untuk mewujudkannya. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan kepada Indonesia sebagai Presidensi G20 yang menjadikan transisi energi hijau sebagai fokusnya. Bertajuk “Green Economy dan Dampak Gejolak Ekonomi pada UMKM” Sebagai Moderator yakni Aminatus Zahria, M.Si. serta menghadirkan tiga pemantik Ana Pratiwi, M.S.A., Nadia Azalia, M.M., dan Suprianik, M.Si. yang seluruhnya merupakan Dosen FEBI UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Nurul Widyawati Islami Rahayu, M.Si. dalam sambutannya mengatakan bahwa diskusi periodik merupakan salah satu upaya membumikan budaya akademik. Ia berharap melalui Disper FEBI secara konsisten dapat mengupdate isu-isu kontemporer bagi seluruh peserta diskusi.
Dalam sambutan selanjutnya Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN KHAS Jember Dr. Khamdan Rifa’i, M.Si. menyampaikan Upaya mewujudkan green economy di lingkungan kampus dapat dimulai dari penyediaan fasilitas kebersihan dan membiasakan diri untuk berperilaku menjaga lingkungan. Sehingga dapat menciptakan konsep green campus, diharapkan juga hasil diskusi periodik dapat memberikan rekomendasi untuk permasalahan yang ada di masyarakat”
“Para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan dapat memulai untuk menerapkan bisnis hijau (green business) sebagai upaya untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Berkaitan dengan dukungan akan implementasi green economy, kita semua dituntut bisa mengeksplor sumber daya tanpa merusak alam sehingga semua industri baik di bidang barang dan jasa dituntut untuk ramah lingkungan. Sehingga menjadi fokus kita bersama adalah bagaimana menjadikan SDM kita ini sebagai agen perubahan yang unggul dan produktif.” Jelas Ana Pratiwi selaku pemantik pertama.
Pada kesempatan berikutnya, Nadia azalia mengatakan bahwa “tantangan transisi hijau bagi UMKM adalah disharmonisasi standarisasi hijau bagi UMKM, minimnya pembiayaan bagi sektor hijau, dan kurangnya kompetensi pengelola UMKM dalam menjalankan praktik bisnis hijau. Dan upaya percepatan transisi hijau bagi UMKM dapat ditempuh dengan menggunakan penta helix collaboration model, yaitu kolaborasi antara akademisi, sektor bisnis swasta, pemerintah, komunitas, dan media dengan kapasitas dan perannya masing-masing”.
Sementara itu, Pemantik ketiga Suprianik bercerita tentang pengalaman dan temuannya terkait meningkatnya harga minyak goreng yang mempengaruhi UMKM. Hal ini berhubungan dengan adanya peningkatan CPO untuk program biodiesel yang merupakan program pemerintah dalam mengurangi impor BBM sehingga para UMKM memiliki kiat dalam menyikapinya yakni memilih tetap eksis dengan memperkecil ukuran produk, pelaku UMKM harus meninggalkan cara yang mencari keuntungan dengan merusak lingkungan. Selain itu kegiatan ekonomi termasuk produksi, konsumsi dan distribusi harus mempriortaskan kebutuhan meningkatkan kualitas pembangunan manusia dan mejaga lingkungan dalam jangka panjang”
Penyelenggara Disper berharap hasil diskusi periodic ini dapat dielaborasikan dalam bentuk buku atau kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tentang green economy dalam perspektif islam. (Humas FEBI)